Pertumbuhan
Dan Mobilitas Penduduk
Pengertian
Mobilitas Penduduk
Mobilitas
penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara
keseluruhan. Mobilitas telah menjadi penyebab dan penerima dampak dari
perubahandalam struktur ekonomi dan sosial suatu daerah. Oleh sebab itu, tidak
terlalu tepat untukhanya menilai semata-mata aspek positif maupun negatif dari
mobilitas penduduk terhadap pembangunan yang yang ada, tanpa memperhitungkan
pengaruh kebaikannya.Tidak akan terjadi proses pembangunan tanpa adanya
mobilitas penduduk. Tetapi juga tidak akan terjadi pengarahan penyebaran penduduk
yang berarti tanpa adanya kegiatan pembangunan itu sendiri.
Para penduduk yang akan
berpindah, atau migran, telah memperhitungkan berbagai kerugian dan keuntungan
yang akan di dapatnya sebelum yang bersangkutan memutuskan untuk berpindah atau
menetap ditempat asalnya. Dalam hubungan ini tidak ada unsur paksaan untuk
melakukan migrasi. Tetapi semenjak dasawarsa 1970-an banyak dijumpai pula
mobilitas pendudukyang bersifat paksaan atau “dukalara” atau terdesak (impelled)
(Peterson,W:1969).Mobilitas penduduk akibat kerusuhan politik atau bencana alam
seperti yang terjadi diSakel ataupun Horn, Afrika merupakan salah satu contoh.
Adanya berbagai tekanan
darisegi politik, sosial, ataupun budaya menyababkan individu tidak memiliki
kesempatandan kemampuan untuk melakukan perhitungan manfaat ataupun kerugian
dari aktivitas migrasi tersebut. Mereka berpindah ke daerah baru dalam kategori
sebagai pengungsi(refugees).
Para pengungsi ini
memperoleh perlakuan yang berbeda di daerah tujuan dengan migran yang berpindah
semata-mata karena motif ekonomi (Beyer, Gunther;1981; Adelman:
1988). Dalam kenyataannya, secara konseptual maupun metodelogi, para ahli
sampaisaat ini masih mengalami kesulitan dalam membedakan secara lebih tajam
antaramigran dengan motif ekonomi dan migran karena motif-motif non ekonomi
(Kunz. E.F.; 1973; King, Rusell: 1966).
Interaksi atau hubungan
timbal-balik juga yang saling mempengaruhi bukan hanya terjadi
antara manusia dan lingkungannya, juga terjadi antar sesama manusia. Hubungan
yang terjadi tidak terbatas hanya dalam dsatu wilayah, tetapi juga
wilayah-wilayah lainnya. Misalnya antar desa dengan kota, antara kota dengan
kota atau bahkan lebih luas lagi. Oleh karena itu interaksi ini dapat diartikan
sebagai suatu hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah
kota atau lebih, yang dapat melahirkan gejala, kenampakan atau permasalahan
baru.
Dalam
kaitannya dengan interaksi kota tersebut, maka mobilitas penduduk dapat
diartikan sebagai suatu perpindahan penduduk, baik secara teritorial, spacial,
atau geografis. Konsep mobilitas penduduk ini mengandung arti bahwa terjadinya
interaksi masyarakat antara dua kota berlangsung secara intensif. Misalnya,
interaksi yang terjadi antara masyarakat dan berbagai kota yang ada dipulau
jawa semakin bertambah marak dengan adanya dukungan sarana transportasi, bahkan
waktu tempuh pun semakin singkat.
No
|
Tahun
Sensus
|
Jumlah
Penduduk
|
1
|
1930
|
60.700.000
|
2
|
1961
|
97.100.000
|
3
|
1973
|
119.200.000
|
4
|
1980
|
147.500.000
|
5
|
1990
|
179.300.000
|
Mobilitas penduduk adalah Berpindahnya penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain.
Faktor yang mempengaruhi:
1. Emigrasi
2. Imigrasi
3. Transmigrasi
4. Urbanisasi
5. Reurbanisasi
Dampak positif Mobilitas Penduduk:
1. Berlimpahnya
tenaga kerja di perkotaan
2. Meningkatnya
penghasilan para urbanisasi
3. Meningkatnya
persaingan kerja
Dampak negative mobilitas penduduk:
1. Munculnya
pemukiman kumuh
2. Tingginya
jumlah penduduk miskin
3. Terjadinya
degradasi lingkungan
4. Terjadinya
pengangguran
5. Meningkatnya
angka kriminalitas
Mobilitas penduduk melalui program transmigrasi:
Setelah proklamasi kemerdekaan, program redistribusi penduduk dari pulau
Jawa ke luar Jawa, tetap dilaksanakan, bahkan daerah-daerah pengirimannya
ditambah Pulau Bali dan Lombok.
Pada masa orde baru program transmigrasi bertujuan
untuk:
1. Meningkatkankan
taraf hidup rakyat
2. Meningkatkan
pembangunan daerah
3. Menyeimbangkan
persebaran penduduk di Indonesia
4. Melaksanakan
pembangunan secara merata di seluruh Indonsia
5. Memanfaatkan
sumber-sumber alam dan tenaga manusia
6. Memperkokoh
rasa persatuan dan kesatuan bangsa
7. Memperkuat
pertahanan dan kemananan nasional
Upaya untuk menghambat arus urbanisasi menuju
kota-kota besar :
- Mengubah arah
migrant menuju ke kota-kota kecil dan sedang
- Membangun fasilitas-fasilitas
dengan fasilitas seperti di perkotaan
- Membangun prasarana
transportasi dan komunikasi: membangun sarana transportasi baik darat, laut
maupun udara dan membantun sentral-sentral telepon otomatis, telegram, radio
dan televisi.
a. Pertumbuhan dan
mobilitas penduduk
Menurut Edward Ullman ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya interaksi kota, yaitu :
1. Adanya wilayah yang saling melengkapi
2. Adanya kesempatan untuk berinteraksi
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang
Dalam kaitannya dengan interaksi kota tersebut, maka mobilitas penduduk dapat diartikan sebagai suatu perpindahan penduduk baik secara teritorial ataupun geografis. Hubungan timbal balik antara kota dengan kota maupun antara kota dengan desa dapat menyebabkan munculnya gejala-gejala yang baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial maupun budaya. Gejala ini dapat bersifat positif ataupun negatif bagi desa dan kota.
b. Pusat-Pusat pertumbuhan di Indonesia pada masa Orde Baru
Untuk mengetahui munculnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia terdapat 2 teori yaitu :
1. Teori Tempat Sentral ( central place theory ) oleh Walter Christaller
Bahwa Pusat lokasi aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus berada di suatu tempat sentral yaitu tempat yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah yang maksimum.Tempat sentral itu berupa ibukota kabupaten, kecamatan, propinsi ataupun ibukota Negara. Masing-masing titik sentral memiliki daya tarik terhadap penduduk untuk tinggal disekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.
2. Teori Kutub Pertumbuhan ( Growth Pole Theory ) oleh Lerroux
Bahwa pembangunan yang terjadi di manapun tidak terjadi secara serentak tapi muncul pada tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan identitas yang berbeda. Kawasan yang menjadi pusat pembangunan dinamakan pusat-pusat atau kutub-kutub pertumbuhan. Dari kutub inilah proses pembangunan menyebarke wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
c. Faktor penyebab suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan
Suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Kondisi fisik wilayah
2. Kekayaan sumber daya alam
3.Sarana dan prasarana transportasi
4. Adanya industri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar